Minggu, 29 April 2012

Laporan Perubahan Penggunaan Lahan

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

Oleh :

Anita Silviana Dewi
A14090064


I.              PENDAHULUAN

A.           LATAR BELAKANG
            Perubahan penggunaan lahan, khususnya lahan sawah yang berada di sekitar perkotaan untuk penggunaan lain seperti perumahan dan industri mengancam hilangnya produktivitas tanah dan kelestarian lingkungan. Lahan sawah diyakini dapat mencegah atau mempertahankan lingkungan dari kerusakan karena mampu menahan air, berfungsi sebagai dam dan mengurangi erosi.
Perubahan penggunaan lahan yang paling besar pengaruhnya terhadap kelestarian sumberdaya air adalah perubahan dari kawasan hutan ke penggunaan lainnya seperti, pertanian, perumahan ataupun industri.  Apabila kegiatan tersebut tidak segera dikelola dengan baik, maka akan menyebabkan banjir pada saat musim hujan dan kekeringan pada saat musim kemarau. Melalui interpretasi foto udara karakteristik wilayah daerah aliran sungai dapat dengan mudah di identifikasi. Kenampakan-kenampakan yang berkaitan dengan evaluasi medan seperti morfometri, topografi, pola aliran, erosi, vegetasi dan penggunaan lahan berhubungan erat dengan proses hidrologi dapat disadap melalui foto udara, interpretasi hidrologi pada teknik penginderaan jauh diarahkan untuk menduga hubungan/interaksi kenampakan bentang lahan (landscape features) dengan proses-proses hidrologi. Penggunaan citra penginderaan jauh untuk pemetaan hidrologi permukaan cukup didekati dengan mendasarkan pada elemen-elemen lahan dan karakteristik citra. Sedangkan untuk survey dan pemetaan hidrologi dibawah permukaan diperlukan pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan komponen-komponen atau faktor-faktor yang mempengaruhi. Penyadapan data mengenai karakteristik fisik lahan melalui foto udara digunakan sebagai pendekatan dalam perolehan data mengenai kondisi hidrologi (Anonim, 2010).
Melalui interpretasi foto udara karakteristik wilayah daerah aliran sungai dapat dengan mudah diidentifikasi. Kenampakan-kenampakan yang berkaitan dengan evaluasi medan seperti morfometri, topografi, pola aliran, erosi, vegetasi dan penggunaan lahan berhubungan erat dengan proses hidrologi dapat disadap melalui foto udara, sehingga dengan menggunakan data penginderaan jauh, foto udara dapat memberikan informasi secara keseluruhan dan mencakup aspek-aspek yang terkait.
Foto udara merupakan salah satu jenis citra penginderaan jauh yang paling tua perkembangannya dan paling banyak digunakan sampai saat ini. Hal ini dikarenakan foto udara mempunyai beberapa kelebihan dibanding dengan jenis citra lainnya, yaitu caranya yang sederhana, relatif murah, resolusi spasial baik dan integritas geometrinya baik, dan yang sangat menguntungkan adalah kerana foto udara menggambarkan wujud dan letak obyek yang mirip wujud dan letaknya dipermukaan bumi, serta meliputi daerah yang luas dan permanen (Anonim, 2010).

B.         TUJUAN
*                  Mengklasifikasikan lahan yang sudah mengalami perubahan
*                  Mengetahui perubahan penggunaan lahan
*                  Membandingkan keadaan suatu lahan pada tahun yang berbeda


II.            TINJAUAN PUSTAKA
Degradasi lahan merupakan masalah utama lingkungan dan isu penting dalam Konvensi PBB untuk Desertifikasi, Konvensi Biodiversity dan Protokol Kyoto. Menurut FAO, definisi degradasi lahan adalah penurunan kapasitas produktif lahan secara temporal maupun permanen. Berdasarkan definisi ini, degradasi lahan berhubungan erat dengan kualitas tanah. Salah satu bentuknya adalah erosi tanah, yang merupakan proses pemecahan dan transportasi tanah pada permukaan lahan oleh angin dan air yang dipengaruhi oleh faktor alam (energi hujan, materi induk tanah, kedalaman tanah, dan topografi/kemiringan lereng) dan faktor antropologi (tipe vegetasi, tutupan vegetasi dan praktek managemen) (El-Swaify, 1994). Dengan demikian erosi tanah adalah fungsi dari erosivitas dan erodibilitas tanah (kondisi fisik tanah, kondisi topografi dan tutupan vegetasi/penggunaan lahan). Erosi tanah merupakan salah satu bencana sumber daya alam, yang jika terjadi terus menerus akan memicu terjadinya bencana alam lain, seperti tanah longsor dan banjir.
Integrasi teknik penginderaan jauh dan GIS sudah digunakan untuk menghitung nilai erosi sejak tahun 1970. Proses erosi meliputi perubahan waktu dan tempat, yang mana GIS merupakan alat yang optimal untuk memperbaharui informasi tentang erosi. Sedangkan teknik penginderaan jauh merupakan alat untuk mendeteksi dan memantau perubahan penggunaan lahan sebagai masukan untuk model perhitungan erosi tanah.
Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda. (Wahyunto et al., 2001). Perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan pembangunan tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut terjadi karena dua hal, pertama adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin meningkat jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. Para ahli berpendapat bahwa perubahan penggunaan lahan lebih disebabkan oleh adanya kebutuhan dan keinginan manusia. Menurut McNeillet al., (1998) faktor-faktor yang mendorong perubahan penggunaan lahan adalah politik, ekonomi, demografi dan budaya. Aspek politik adalah adanya kebijakan yang dilakukan oleh pengambil keputusan yang mempengaruhi terhadap pola perubahan penggunaan lahan

III.           METODE

  1. Buka viewer “Kab_bgr_89_box.img” kemudian ganti raster atribut pada band combination menjadi 5 4 2. Buka kembali viewer 2 “Kab_bgr_02_box.img” ganti raster atribut pada band band combination menjadi 3 2 1
  2. Pada menu viewer pilih file utility, pilih inquire box kemudian muncul inquire box coordinates.Ganti ULX = 693252.000000 ; ULY = 9277342.000000 ; LRX = 697692.000000 ; LRY = 9272782.000000 kemudian klik fit to AOI dan klik apply
  3. Pada menu Erdas pilih Data Prep kemudian pilih subset image. Pada input file tulis kab_bgr_89_box.img dan pada output file tulis klasifikasi 89. Klik “from inquire box” lalu ok.
  4. Untuk viewer yang kedua sama seperti viewer yang pertama. Pilih data prep pada menu Erdas dan pilih subset image. Pada input file tulis kab_bgr_02.img dan pada output file tulis klasifikasi 02. Klik “from inquire box” lalu ok.
  5. Buka file yang disimpan tadi. Pada viewer 1 buka “klasifikasi 89” dan pada viewer 2 buka klasifikasi 02. Ganti band combinationnya pada raster option untuk yang klasifikasi 89 menjadi 5 4 2 sedangkan untuk “klasifikasi 02” menjadi 3 2 1.
  6. Klik AOI pada menu viewer dan pilih tool. Kemudian pada menu erdas pilih classifier lalu signature editor. Mulailah mengklasifikasi obyek diantaranya hutan, sawah, tubuh air, kebun campuran, tegalan, rumput, dan pemukiman.
  7. Setelah selesai mengklasifikasi, pada menu signature editore pilih classify supervised dan pada output file tulis dengan nama “klasifikasi 89 terbimbing”. Dan buka pula file evaluate lalu contingency matrix untuk melihat berapa besar matriks kesalahan dari obyek yang sudah diklasifikasikan.
  8. Buka viewer yang sudah diklasifikasi dengan klasifikasi terbimbing. Llau pilih interpreter pada menu erdas, pilih GIS analysis dan kemudian recode. Pada Input file pilih “klasifikasi 89 terbimbing” sedangkan pada output tulis “Recode 89”.
  9. Buka viewer untuk melihat hasilnya. Lalu ubah warnanya sesuai dengan warna yang sudah disepakati bersama.
  10. Untuk Kab_bgr_02.img proses mengklasifikasikan sama dengan pada klasifikasi kab_bgr_89.img. Setelah semuanya diklasifikasi dan di recode, lanjutkan dengan proses penggunaan rumus menggunakan modeler lalu model maker pada menu Erdas. Buatlah model seperti gambar di bawah ini.
  1. Untuk bagan yang pertama isi dengan file recode_89 dan bagan kedua dengan file recode_02. Lalu masukkan rumus perubahan penggunaan lahan yaitu
K* (A-1) + B. Dengan K sebesar 7 lalu A merupakan hasil klasifikais tahun 1989 dan B merupakan hasil klasifikasi tahun 2002. Kemudian pada bagan hasil pilih output dengan nama hasil akhir. Lalu lihat pada viewer hasil yang sudah diklasifikasi menggunakan pemodelan ini.
IV.          HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   HASIL

*      Hasil recode kab_bgr_89­_box


*      Table raster atribut recode kab_bgr_89_box

*      Hasil recode kab_bgr_02_box

*      Table raster atribut recode kab_bgr_02_box




*      Pemodelan

*      Hasil recode perubahan penggunaan lahan



*      Tabel raster atribut akhir
Column1
Column2
Column3
Column4
Column5
Column6
Column7
Column8
Hutan
Sawah
Pemukiman
Tegalan
Rumput
Kebun Campuran
Tubuh Air
Hutan
1
2
3
4
5
6
7
Sawah
8
9
10
11
12
13
14
Pemukiman
15
16
17
18
19
20
21
Tegalan
22
23
24
25
26
27
28
Rumput
29
30
31
32
33
34
35
Kebun Campuran
36
37
38
39
40
41
42
Tubuh Air
43
44
45
46
47
48
49







*      Error Matrix


B.           PEMBAHASAN
Pada praktikum ini mempelajari dan melakukan pengamatan mengenai perubahan penggunaan lahan pada citra landsat kab_bgr_89_box dengan band kombinasi 5 4 2 dan citra landsat kab_bgr_02_box dengan band kombinasi 3 2 1. Nilai ULX sebesar 693252.000000, ULY sebesar 9277342, LRX sebesar 697692.000000 dan LRY sebesar 9272722.000000. Objek yang diamati diantaranya hutan (dark green), sawah (gold), pemukiman (red), tegalan (green), rumput (brown), kebun campuran (chartreuse), dan tubuh air (blue).
Citra yang diamati merupakan citra yang sama dalam hal tempat yang berbeda hanyalah waktunya, citra yang pertama diambil pada tahun 1998 dan citra yang kedua diambil pada tahun 2002. Pada kedua citra ini terdapat objek-objek yang mengalami perubahan dari objek yang semula menjadi objek yang lainnya.
Setelah dilakukan pengamatan terhadap kedua citra tersebut terdapat objek hutan yang berubah penggunaannya menjadi objek sawah. Lalu ada objek sawah yang berubah menjadi lahan kosong. Ada juga objek tubuh air pada tahun 1998 dan pada tahun 2002 tubuh air tersebut tidak memiliki luasan area, saat dilihat nlai histogramnya adalah nol. Hal ini dapat menunjukkan adanya perubahan penggunaan lahan, tubuh air tersebut dapat berubah menjadi pemukiman. Tidak ada pemukiman yang berubah menjadi hutan, karena hal tersebut tidak dapat terjadi hanya dalam kurun waktu yang singkat, tetapi jika hutan berubah menjadi pemukiman itu dapat saja terjadi.
Lahan yang beralih fungsi dapat menyebabkan terjadinya suatu erosi atau juga berkurangnya sumber daya. Contohnya lahan sawah yang beralih fngsi menjadi perumahan atau daerah industri akan mengancam hilangnya produktivitas tanah dan kelestarian lingkungan. Jika perubahan penggunaan lahan tidak dikelola dengan baik maka akan menyebabkan banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau.


V.            KESIMPULAN
Ada dua citra yang digunakan untuk mengamati perubahan penggunaan lahan, yaitu citra landsat kab_bgr_89_box dan citra landsat kab_bgr_02_box. Kedua citra tersebut merupakan citra yang diambil di tempat yang sama tetapi dalam waktu yang berbeda. Untuk mengamati perubahan penggunaan lahan dilakukan tahapan klasiikasi, overlay (tumpang tindih), lalu diamati lahan yang berubah fungsinya. Setelah diamati ada beberapa objek yang beralih fungsi, contohnya hutan menjadi sawah.

0 komentar:

Posting Komentar