Senin, 07 Mei 2012

Survey Tanah at Demplot BPN Part 1

Minggu, 6 Mei 2012. Survey tanah yang kedua di daerah Jasinga, Demplot BPN. Katanya sih berangkat jam 05.30 , okelah kali ini percaya jam segitu berangkat. Ternyata masih sama seperti biasanya,agak kesel aja. Berangkat jam set. 7 lewat. Perjalanan cukup lama, dan sampai di Demplot BPN sekitar jam 9. Cuaca hari itu cukup panas dan menyengat, pantas membuat dehidrasi dan membuat metabolisme lebih cepat. Entry point belum tau tepatnya dimana, ok sebelah parit, *mungkin. Kita masuk ke entry point menurut kelompok kita dan beberapa meter langsung ngebor tanah. Jangjaaangg , datanglah dosen kami, Bapak Hermanu, ternyata kita lebih jauh sedikit dari entry point yang seharusnyaa. Jadi? Lanjutkan saja yang ada. Baru titik pertama loh, tapi rasanya capek banget. Ok lanjut perjalanan lagi bermodal peta, kompas dan GPS. Titik kedua ternyata terlewat, balik lagi akhirnya, disela” mengebor dan mendeskripsi tanah, ada kerbau” yang lewat dan ada pemiliknya jugaa . eh lucunyaa ada anak kerbau lain yang ikut dalam kelompok kerbau si pemilik *kerbau yang malang. Perut terasa sangat memberontak, lapar sekali, tapi pekerjaan kami masih banyak. Persediaan air minum yang terbatas. Ditambah lagi air untuk mendeskripsi tanah tinggal sedikit. Oiya, track survey kali ini berbeda drastis dengan survey pertama di daerah Cangkurawok, jalan yang berliku, semak belukar, duri-duri, berlereng, tumbuhan merambat di tanah, banyak perbedaan kontur, yaa amazing sekaliii . tiba di titik yang ketiga, tepatnya di kebun campuran, di bawah pohon-pohon sengon dan pohon bambu, paling banyak fauna tanah di tempat ini. Airnyaa habis, wal mencoba mencari mata air di sekitar, dapet jugaa airnyaa. Pekerjaan dilanjutkan. Akhirnya titik ketiga selesai. Lanjut ke tempat selanjutnya, waaaa lembah, tidak jauh dari sana ada sawah . sebelumnya ada bisik-bisik antara wal dan bang anjar, *sebetulnya curiga banget dan perasaan gak enak. Lanjut ke titik ke empat, gak mungkin kita turun ke lembah, Ya Allah itu rasanya udah gak pengen banget, berasa pengen udahan ajah dan saat itu juga udah gak kerasa lapar lagi. Mau gak mau akhirnya turun juga, pohon bambu, rasanya lembab. Setelah selesai di titik ketiga, bang anjar mencoba mengingatkan ‘jaga omongan’, hati-hati. Katanya juga di lembah ini banyak ular tanah yang paling berbahaya bisanya selain ular laut #jleb. Sakit hatii banget dengernyaa . gue mau cepat selesai, langsung gue bor tanahnya sampai kedalaman hampir 40 cm. Udah selesai gue ngebornya,, ternyata ada laba-laba yang ukurannya cukup  besar, berbulu dan mengerikan. Tidak lama, ada seorang bapak yang memperingatkan kami kalau daerah ini ‘rawan’, saat itu gue hanya berfikir daerah ini rawan ular tanah dan hewan-hewan berbahaya yang lain. gue nyerah, udahan ajah, akhirnya gue dan uni naik ke atas. Bapak itu memperingatkan lagi dan gue sangat berterima kasih kepada beliau yang sudah memberitahu mengenai daerah itu. Akhirnya pengeboran dan pengambilan sampel selesai. Bapak itu menghampiri kami, dan menceritakan mengapa beliau sangat khawatir dengan kami, apalagi kami banyak perempuannya . bapak itu memulai ceritanya, jangan masuk ke lembah itu, banyak ular tanahnya dan daerah itu memang rawan, tidak jauh dari sini sekitar 100 m ada gua, gua yang ‘angker’. Merinding lah gue dengernya, berasa ada yang niup” tengkuk gue. Si bapak juga bilang kalau dia langsung merinding #jleb. Si bapak sejak kecil tinggal di daerah ini dan telah sejak lama bekerja di BPN, menentukan batas-batas demplot tersebut, sehingga bapak itu kenal betul daerah ini. Si bapak menceritakan lagi ceritanya, beliau pernah menemukan ada seorang wanita yang tangannya terpotong #baca.Mayat, beliau juga pernah menemukan mayat seorang laki-laki. Aku langsung mengucap istigfar, tengkukku semakin terasa dingin dan merinding. Di gua itu memang ada penunggunya, di gua itu tempat pembunuhan, di gua itu tempat pembuangan mayat selain di curug, dan di gua itu pernah mahasiswa ipb dan unpad yang hilang dan tiba di pelabuhan ratu. Di gua itu juga ada tumbuhan yang membuat gatal walaupun hanya tersentuh sedikit dan itu dapat menyebar gatalnya. Biasanya setiap akan lebaran, ada seorang wanita yang berbelanja ke pasar membeli daging dll, dan pulangnya ke arah gua itu, setelah di cek ternyata tidak ada daging atau semacamnya, yang ada hanya daun-daun dan karet. Bapak, aku udah gak sanggup lagi dengernya. Sekian pak ceritanyaa . gue mau pulaaang, gak mau ada disini . akhirnya kita memutuskan untuk makan, gue udah gak laper lagi, yang gue mau Cuma pulang. Selesai makan, kita kembali ke camp dengan perasaan yang gak menentu, gue Cuma bisa diam, gue shock dan bersyukur kami masih selamat dan utuh. Gak tau gimana survey part 2 minggu depan, rasanya gue udah gak ingin lagi menjamah tempat itu. Beruntung wal ambil air dan bertemu warga lalu diceritakan hal demikian, beruntung ada bapak mustafa yang menceritakan hal itu ke kami semua sehingga kami tidak melanjutkan perjalanan survey, dan beruntung kami tidak tepat menentukan entry point, sehingga kelompok lain tidak bertemu dengan gua itu. Sangat bersyukur atas jiwa yang masih ada diraga ini. Terima Kasih Tuhanku, Sang Maha Pengasih. Engkau selalu melindungi kami. J

0 komentar:

Posting Komentar